Acara
di indonesia yang makin hari makin gak jelas dan gak berkualitas, sedikit
mengusik kreativitas saya untuk sedikit menuangkan entah itu opini, kritik,
saran atau judgement. Persaingan di bisnis entertainment yang mungkin sangat ketat,
para kru yang sudah kehabisan ide kreatifnya atau memang para pelawak dan
presenter sudah tidak tau bagaimana melawak. Seakan setiap acara yang
ditayangkan terlalu dipaksakan, dari mulai pengambilan judul acara yang gak
keren sampai ke lawakan yang sama sekali tidak berkualitas. Penonton dipaksa
agar ketawa bukan karena pengisi acara pintar melawak atau menyajikan materi
dengan lucu tetapi penonton dipaksakan tertawa karena para pengisi acara selalu
menyelipkan masalah pribadi orang lain (sesama presenter) kedalam lawakannya. Kasarnya,
jadi pelawak jaman sekarang gak usah pinter ngelawak, pinter-pinter aja nyari
tau masalah pribadi orang yang bisa dibikin ketawa, terus jadiin materi deh.
Makin
sini saya makin gak tau dimana logika orang-orang ini. Bisa-bisanya masalah
keluarga, pribadi dan masalah yang kasat mata pun itu tidak boleh banyak orang
tau, kok dengan santainya dijadikan lawakan, dijadikan bahan tertawaan. Saya
perhatikan setiap hari acara-acara ini mengundang bintang tamu, biasanya yang
memang sedang mempunyai masalah pribadi yang sedang santer di infotaiment.
Entah dengan tujuan apa atau maksudnya seperti apa tetapi selalu berakhir
dengan bully atau mengungkit-ungkit masalah diatas panggung. Tidak sedikit dari
mereka yang benar-benar emosi bahkan sampai tidak mau melanjutkan acara. Sekali
lagi, pelawak-pelawak bodoh jaman sekarang itu berdalih dengan “gitu aja marah,
kita kan becanda” “masa pelawak marah digituin doang”.
Masalah
bukan untuk dipublikasi apalagi dengan cara yang terlihat meremehkan bahkan
menganggap itu bukan masalah. Mau itu pelawak, presenter, aktor/ris, dll mereka
tetap manusia, mereka mempunyai batasan masing-masing yang tidak boleh orang
lain lewati begitu saja sekalipun teman dekat atau bahkan pacar, istri/suami.
Untuk
para pelaku dunia entertainment, jadilah kalian yang smart, kreatif, dan jadi
panutan penonton. Kalian diidolakan karna kalian pantas diidolakan, bukan karna
kalian kaya, populer atau jago ngomongin orang depan kamera, karena suatu saat
kalian-kalian semua bakal kembali kedunia nyata yaitu masyarakat luas yang
mempunyai aturan dan norma yang tidak bisa dibayar dengan setumpuk uang atau
setenar popularitas tetapi dengan saling toleransi dan saling menghargai serta
hormat.
Para
penikmat seni atau para penonton, selektiflah dalam memilih acara dan idola,
pintarlah dalam memilih tontonan, tidak selalu idola memberikan contoh positif
mereka seringnya justru menunjukan yang tidak seharusnya diperlihatkan. Karena
sudah mengidolakan, terkadang sulit sekali menjadi sosok yang netral, sekalipun
itu salah tapi yang ngomong adalah idola kita ya anggap bener aja. Tapi
sekalipun omongan itu bener tapi bukan idola malahan rival idola kita, ya tetep
salah aja.
Hati-hati
menjaga buah hati yang masih harus orang tua kontrol penuh. Acara-acara saat
ini sudah semakin jahat dalam mensetting otak anak-anak. Tidak semuanya acara
yang terbungkus lucu dalam balutan cover anak-anak adalah acara yang pantas
untuk dilihat sibuah hati. Bahkan acara dengan koe SU (semua umur) tetap harus dalam
pengawasan. Ya itulah, para pelaku seni yang tidak berkualitas dan tidak smart
seringnya menampilkan hal yang vulgar untuk diketahui khalayak.
KITA BEBAS SAJA BERKARYA TAPI TIDAK DENGAN MENGHINA.