brahmanda sandie

brahmanda sandie

Minggu, 01 Maret 2015

Berkarya Bukan Menghina


Acara di indonesia yang makin hari makin gak jelas dan gak berkualitas, sedikit mengusik kreativitas saya untuk sedikit menuangkan entah itu opini, kritik, saran atau judgement. Persaingan di bisnis entertainment yang mungkin sangat ketat, para kru yang sudah kehabisan ide kreatifnya atau memang para pelawak dan presenter sudah tidak tau bagaimana melawak. Seakan setiap acara yang ditayangkan terlalu dipaksakan, dari mulai pengambilan judul acara yang gak keren sampai ke lawakan yang sama sekali tidak berkualitas. Penonton dipaksa agar ketawa bukan karena pengisi acara pintar melawak atau menyajikan materi dengan lucu tetapi penonton dipaksakan tertawa karena para pengisi acara selalu menyelipkan masalah pribadi orang lain (sesama presenter) kedalam lawakannya. Kasarnya, jadi pelawak jaman sekarang gak usah pinter ngelawak, pinter-pinter aja nyari tau masalah pribadi orang yang bisa dibikin ketawa, terus jadiin materi deh.
Makin sini saya makin gak tau dimana logika orang-orang ini. Bisa-bisanya masalah keluarga, pribadi dan masalah yang kasat mata pun itu tidak boleh banyak orang tau, kok dengan santainya dijadikan lawakan, dijadikan bahan tertawaan. Saya perhatikan setiap hari acara-acara ini mengundang bintang tamu, biasanya yang memang sedang mempunyai masalah pribadi yang sedang santer di infotaiment. Entah dengan tujuan apa atau maksudnya seperti apa tetapi selalu berakhir dengan bully atau mengungkit-ungkit masalah diatas panggung. Tidak sedikit dari mereka yang benar-benar emosi bahkan sampai tidak mau melanjutkan acara. Sekali lagi, pelawak-pelawak bodoh jaman sekarang itu berdalih dengan “gitu aja marah, kita kan becanda” “masa pelawak marah digituin doang”.
Masalah bukan untuk dipublikasi apalagi dengan cara yang terlihat meremehkan bahkan menganggap itu bukan masalah. Mau itu pelawak, presenter, aktor/ris, dll mereka tetap manusia, mereka mempunyai batasan masing-masing yang tidak boleh orang lain lewati begitu saja sekalipun teman dekat atau bahkan pacar, istri/suami.
Untuk para pelaku dunia entertainment, jadilah kalian yang smart, kreatif, dan jadi panutan penonton. Kalian diidolakan karna kalian pantas diidolakan, bukan karna kalian kaya, populer atau jago ngomongin orang depan kamera, karena suatu saat kalian-kalian semua bakal kembali kedunia nyata yaitu masyarakat luas yang mempunyai aturan dan norma yang tidak bisa dibayar dengan setumpuk uang atau setenar popularitas tetapi dengan saling toleransi dan saling menghargai serta hormat.
Para penikmat seni atau para penonton, selektiflah dalam memilih acara dan idola, pintarlah dalam memilih tontonan, tidak selalu idola memberikan contoh positif mereka seringnya justru menunjukan yang tidak seharusnya diperlihatkan. Karena sudah mengidolakan, terkadang sulit sekali menjadi sosok yang netral, sekalipun itu salah tapi yang ngomong adalah idola kita ya anggap bener aja. Tapi sekalipun omongan itu bener tapi bukan idola malahan rival idola kita, ya tetep salah aja.
Hati-hati menjaga buah hati yang masih harus orang tua kontrol penuh. Acara-acara saat ini sudah semakin jahat dalam mensetting otak anak-anak. Tidak semuanya acara yang terbungkus lucu dalam balutan cover anak-anak adalah acara yang pantas untuk dilihat sibuah hati. Bahkan acara dengan koe SU (semua umur) tetap harus dalam pengawasan. Ya itulah, para pelaku seni yang tidak berkualitas dan tidak smart seringnya menampilkan hal yang vulgar untuk diketahui khalayak.

KITA BEBAS SAJA BERKARYA TAPI TIDAK DENGAN MENGHINA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar