Pagi
terduduk dikursi depan memegang remote berharap dapat menonton acara tv yang
menarik. Jangan salah sangka, saya tidak banyak menonton tv kecuali berita,
movies dan olahraga terlebih dipagi hari. Tv menyala langsung disambut
presenter infotaiment (gossip), what?? Pagi-pagi udah nongol aja tuh gossip.
Secangkir kopi sebatang rokok ditemani acara gossip why not?
Memang
bukan kali ini saja saya melihat acara gossip pagi, karena acara semacam ini
sudah menyaingi bahkan mungkin lebih penting dari sebuah berita yaitu
ditayangkan 3x sehari (minum obat kali), dengan efek samping setelah menonton
acara tadi adalah mulut meracau, emosi yang tidak stabil dan berhalusinasi.
Tidak
pernah habis pikir mengapa kehidupan mereka (selebritis) yang kebanyakan jauh
dari menginspirasi terus ditayangkan hanya untuk uang dan popularitas serta
mereka yang bangga kehidupan pribadinya diexspose dan jadi konsumsi umum.
Masyarakat kita yang rata-rata berfikir konsumtif dan profit menambah popular
acara tersebut (hampir semua ststion tv) memiliki acara seperti itu. Pikiran masyarakat
yang berfikir kehidupan yang layak itu adalah popular banyak uang dan hura-hura
sedikit-sedikit merusak mental mereka sendiri.
Setiap
acara bahkan iklan menyimpan pesan yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata
dan itu cenderung kepada alam bawah sadar kita sebagai penonton. Hanya
sepersekian detik saja pesan alam bawah sadar itu disampaikan tapi sangat
berpengaruh dengan tanpa sadar kita akan melakukan hal yang disampaikan pesan
tadi. Sebagai contoh pesan bawah sadar dari acara gossip adalah bahwa hidup
sebagai selebritis itu enak, kaya raya dan sepertinya mudah. Sehingga
sedikit-sedikit paham itu menempel dalam pikiran penonton tanpa mereka sadari.
Parah,
satu kata saja yang bisa saya ungkapkan untuk kejadian ini, yaitu justru banyak
penonton dari acara ini adalah anak-anak dibawah usia 15 tahun atau dalam usia
sekolah (SD dan SMP). Bukan hanya itu saja, sosok idola mereka sendiri dari
kalangan seleb adalah masih dalam usia anak-anak. Anak kecil yang menjadi
public pigur merupakan sebagai dampak dari kurang sadarnya orang tua akan
tumbuh kembang anak mereka sendiri hak-hak mereka terampas begitu saja. Sebagai
contoh Baim, Mancung, dan anak-anak lain yang sudah dipaksa dieksplor diusia
mereka yang masih sangat muda.
Perkembangan-perkembangan
mereka terganggu seperti perkembangan afektif, kognitif, moralitas dan
perkembangan kepribadian bahkan perkembangan keagamaan mereka terganggu secara
mendasar. Seharusnya dalam usia seperti itu mereka dilindungi dari pengruh luar
disini kita akan mudah menemukan anak-anak yang dewasa lebih cepat, bukan dalam
pola pikir tapi dalam angan-angan dan life stlye. Miris dan kasihan seharusnya
mereka mendapat pendidikan dan menjadi tanggung jawab penuh orang tua sekarang
mereka harus dipaksa kehilangan masa kecilnya gara-gara jadwal syuting dan sesi
foto lebih sedihnya adalah bahwa orang tua mereka sendiri cenderung senang
dengan rutinitas anaknya.
Acara
pencarian bakat, sinetron dan reality show atau fasilitas you tube menjadi
sebagian jalan untuk meraih jalan popularitas. Iya memang banyak anak-anak
Indonesia yang bertalenta luar biasa tapi haruskah mereka diekspos diusia
semuda itu? Mereka belum mengatahui apapun diluar sana, kemana orang tua mereka
yang harusnya melindungi mereka?? Kemana pendidikan moral yang katanya
diajarkan? Benarkah tumbuh kembang mereka secara psikologis itu sesuai dengan
usia mereka?? Atau kah alasan kuat mereka lebih dipertaruhkan dengan
perkembangan buah hati mereka sendiri?? Aji mumpunglah, karena berasal dari
keluarga tidak mampulah. Pantas saja Negara kita tidak pernah menemukan lagi
sosok darah muda yang matang dan bermental baja, karena semenjak mereka kecil
mereka sudah diajarkan dengan mental DO and REWARD. What The Fuck.
(CurugApid,
3-1-2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar