Kesepakatan
akan muncul dari pemahaman bersama. Pemahaman bersama muncul dari
kalimat-kalimat yang memberi ruang untuk orang lain menceritakan sudut
pandangnya. Tentu kesediaan untuk mendengarkan dan empati untuk membayangkan
seandainya kita dalam posisi orang lain, menjadi sesuatu yang mutlak diperlukan
dalam percakapan yang baik dan bermutu.
Terkadang
memiliki empati atau niat baik, tanpa kepiawaian berkomunikasi sangat mungkin
maksud baik kita akan disalah artikan dan membuat permasalahan justru semakin
rumit. Pilihan kata yang kita gunakan yang digunakan saat berkomunikasi sangat
menentukan sebuah percakapan akan menjadi efektif atau tidak. Kata “kamu harus..” terkesan memaksa,
otoriter, keras dan tidak memberi ruang bagi lawan bicara untuk mengungkapkan
pendapatnya. Akan lebih enak didengar dan bisa diterima jika menggantinya
dengan kata “kamu sebaiknya..” kata
tersebut lebih lembut dan terkesan bersimpati. Akan lebih baik lagi jika
mengatakan “bagaimana menurut anda..”
kalimat ini akan membuka pembicaraan dan pendapat orang lain serta mengajak
orang lain terlibat aktif dalam memikirkan pemecahan masalah.
Tidak
harus jenius untuk berhasil diberbagai percakapan sulit meskipun dengan
orang-orang sulit sekalipun. Hanya perlu berusaha memahami orang lain dalam
meliha masalah dari sudut pandang masing-masing. Pemahaman bisa didapatkan
dengan cara mendengarkan cerita orang lain. Setiap orang mempunyai versinya
sendiri, memiliki nilai-nilai dan ukurannya sendiri, memiliki perasaan dan
interpretasinya sendiri. Kita tidak akan pernah bisa memahami orang lain, jika
kita tidak pernah memulainya dengan kalimat “ ayo kita bicarakan masalahnya bersama..”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar