brahmanda sandie

brahmanda sandie

Rabu, 04 Oktober 2017

Gelap Malam

Malam, ku sukai dirimu
Gelap, rindu ini tak pernah luntur
Suram, aku pernah bersamamu begitu lama
Kelam, kau pernah selimutku
Sakit, aku tak pernah benar-benar sembuh
Pilu, hujaniku dengan beribu rasa sakit
Cinta, satu-satunya alasan untuk tetap disini, berdiri

Aku tak pernah bisa terlepas dari kalian, dengan utuh
Ku rangku, Ku peluk dan ku simpan dengan baik
Ku biakan hidup ini penuh luka dan kesedihan
Ku biarkan gelap selimutiku dengan kepiluan

kemudian,
Cahaya entah dari mana,
masuk dan menghampiriku yang sedang berjongkok
Dia berkata:
"Bangkitlah manusia keparat!! Bangun!!
Kini jalanmu terbuka dari pada yang lain
Daripada mereka yang merasa Aku beri jalan,
padahal itu kebuntuan dari kebodohan mereka
Mereka yang merasa Aku beri cahaya
padahal cahaya itu sesunguhnya kegelapan
Sedangkan kau, disini menungguku
Dalam kubangan kebosanan belajar
Dalam reruntuhan ilmu pengetahuan
Dalam pengapnya kegelapan
Inilah cahaya-Ku wahai manusia Keparat!!!
Akulah teman terbaikmu".

Sobat

Telah ku dapati
Orang yang membayarkan makananku
Orang yang ada disaat aku ada
Seseorang yang berkata "kamu kemana saja"

Adakah,
Hadirnya sosok
Orang gila yang bisa menyantap makananku, tanpa sungkan
Orang sinting yang tetap ada disaat saya diam
Orang aneh dan tolol
Yang berkata "aku sudah ada disini sejak kau tak menyadari jika aku disini".

3 Tahun Terakhir

Aku menyaksikanmu dari ujung jembatan
Aku menunggumu di ujung jalan
Tak pernah sekalipun ku temui seseorang
Dalam 3 tahun terakhirku

Ilalang, karat dan jamur menjalar ditubuhku
Mereka yang menyalakan tungku
Mereka yang membuatkan kopi
dan Mereka yang setidaknya memberikanku alasan menulis
Tidak ada.

Keindahan pagar narasi ku tiada
Kecantikan taman puisiku dipenuhi ilalang
Aku telah menjadi hama bagi diriku sendiri

Rangkaian kata yang semula menggila
Untaian kasih sayang yang semula menjelma
Kini tertidur

Walaupun karat, jamur dan ilalang
Tak pernah benar benar merusakku
Tetap, aku membutuhkanmu
Untuk mengusir kelembaban diruang kosakata ku.

Keluarlah!!!

Untuk tahu siapa dirimu
Tak perlu kau lihat bagaimana orang lain
Kamu hanya perlu melihat lebih dalam
Lebih dalam lagi dan lagi "Siapa diri-Mu?'
Biarkan diri mu sendiri menyendiri
dan menggambarkan semua keanehan

Apa sebenarnya yang aku cintai?
Tolong,
Jagalah matamu agar kau tetap bisa melihat
Biarkan nafsumu agar tetap menyala
Tapi, beri tahu aku apa yang ada dalam hatimu
Namun, jika yang ada yang ada dalam hatimu
Luka dan kesedihan
Hiduplah dengannya
Luka dan kesedihan adalah,
tempat dimana cahaya bisa memasuki mu.

Disanalah Aku

Aku tak pernah bisa terlihat olehmu
Bukan karena aku pengecut
Keramaian hanyalah bentuk majemuk dari kebodohan
Jika selama ini kamu mencariku
Cari saja di sisi sudut tergelap kota itu
Di kota, dimana kamu hanya bisa melihat kemunafikan
Kebodohan pun merajalela disana
Akulah kebenaran yang diam disisi tergelap kota itu

Tapi tolong, tetap simpan aku di sisi tergelapmu
Jika kamu berhasil
Menemukanku.

Kamu

Kamu adalah cinta
Yang selalu membuatku terperangkap
Aku bisa melihat kesakitab di masa lalu mu
Hubungan antar manusia yang penuh dusta
Coretan masa kecil yang lara

Ketika kau genggam tangan ini
Aku seperti merasakan kesepian, kesedihan dan air mata
Ini seperti drama yang aku lihat beberapa waktu lalu

Ketika ku mencumbu bibir mu dengan lembut
Aku merasakan wangi strawberry disela gigimu
Ya, disanalah masa depan
Bisa saja kamu bosan dengan hidup yang kamu jalani
Ketika aku menahanmu untuk tidak pergi
Kamu semakin menjauh dan tak menoleh

Ketika kita tertawa
Disanalah rasa marahmu
Rasa marah akan sesuatu, tidak tahu
Aku sudah melakukannya
dan Aku tak pernah melakukan ini sebelumnya

Ku lepaskan mu dengan damai
Ku cintaimu dalam diam
Do'a ku hanyalah Bualan!!

Scared

Kamu bilang, kamu mencintai hujan
Tapi kamu segera memakai payung dikala dia turun
Kamu bilang, kamu suka matahari
Tapi ketika kamu berjalan dibawahnya
Segera kamu mencari perlindungan
Kamu bilang, angin adalah hidupmu
Tapi ketika dia berhembus
Segera kamu tutup jendelamu

Jadi, ketika kamu berbicara
Jika kamu sangat mencintaiku
Dikala itu pula aku Takut.